AS Ketar-Ketir, China Bantu Perbarui Pangkalan AL Terbesar di Kamboja

Lintas7news.com – China dan Kamboja memulai kerja sama memperbarui pangkalan angkatan laut terbesar negara Asia Tenggara itu, Ream, di Phnom Penh pada Rabu (8/6).
Kerja sama ini semakin menuai kekhawatiran Amerika Serikat soal pengaruh China yang kian besar di kawasan. 

“Sebagai pilar kekuatan kemitraan sekuat baja, kerja sama militer China-Kamboja merupakan kepentingan mendasar dari kedua negara dan rakyatnya,” kata Duta Besar China untuk Kamboja, Wang Wentian, dalam pidato di acara peresmian pembaruan Pangkalan Angkatan Laut Ream, Rabu (8/6. Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Phnom Penh mengungkap kekhawatiran mereka atas pembaruan dermaga tersebut. AS menilai “keberadaan militer [China] di Ream dapat mengancam otonomi Kamboja dan merusak keamanan regional.”

“Amerika Serikat dan negara-negara di wilayah tersebut telah mengatakan kekhawatiran atas kurangnya transparansi dari tujuan, alam, dan ruang lingkup dari proyek ini, pun peran militer China dalam pembangunan dan penggunaan setelah pembangunan fasilitas tersebut,” ujar juru bicara Kedubes AS Stephanie Arzate dalam surel kepada Associated Press.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh mengimbau komunitas internasional agar tak terlalu mengambil pusing kerja sama Phnom Penh dan Beijing tersebut.

“Tolong jangan terlalu khawatir dengan pangkalan Ream ini. Dermaga ini sangat kecil dan meski telah diperbarui, itu tak bisa menjadi pelabuhan yang mengancam negara manapun,” kata Bahn.

“Kerajaan Kamboja tidak akan mengizinkan [pembuatan] pangkalan militer asing di wilayah negara ini,” lanjutnya.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Bahn juga mengatakan ia telah mengundang perwakilan AS dan beberapa negara lain ke pangkalan itu untuk melihat sendiri “tidak ada apapun di sini.”

Walaupun begitu, Bahn mengatakan setelah pembangunan selesai, fasilitas itu bakal menjadi zona militer terbatas dan negara asing tak akan diberikan akses.

Sebagaimana dilansir Associated Press, pangkalan baru ini digadang bakal melibatkan pembuatan dok kering untuk perbaikan kapal, perluasan dermaga, pembangunan rumah sakit, bengkel, dan gedung resepsi.

Hubungan Kamboja dan AS terus merenggang setelah Washington menuduh Perdana Menteri Hun Sen dan partainya berupaya menekan demokrasi lewat persekusi oposisi dalam proses pemilihan umum.

Hun Sen membantah klaim tersebut, tetapi kemudian mulai mendekati China, yang sejauh ini merupakan investor terbesar Kamboja.

(CNNIndonesia/NB)


Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.