Malu Putin Gempur Ukraina, Diplomat Senior Ukraina Mundur

Lintas7news.com – Seorang diplomat veteran Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Boris Bondarev, mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (23/5).

Pengunduran ini dilakukan sebagai protes terhadap keputusan Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.

Bondarev bahkan mengunggah pernyataan yang mengecam invasi Rusia dalam akun pribadinya di LinkedIn. Ia juga mengkritik Kementerian Luar Negeri Rusia karena terlibat dalam ‘perang agresif’ di Ukraina.

“Selama 20 tahun saya berkarier sebagai diplomat, saya melihat berbagai perubahan kebijakan luar negeri kami, tetapi saya tidak pernah merasa sangat malu dengan negara saya sampai pada 24 Februari tahun ini,” tulis Bondarev, merujuk pada keputusan Rusia menginvasi Ukraina.
poster


“Perang agresif yang dilakukan Putin melawan Ukraina, dan faktanya melawan seluruh dunia Barat, bukan hanya kejahatan terhadap warga Ukraina, tetapi, mungkin, kejahatan paling serius terhadap masyarakat Rusia, dengan huruf Z menghapus seluruh harapan dan kemungkinan akan keberhasilan kebebasan komunitas di negara kami,”lanjutnya.

Selain itu, unggahan Bondarev juga menyinggung kepemimpinan Rusia yang korup.

“Orang yang merencanakan perang ini hanya ingin satu hal, untuk berkuasa selamanya, hidup di kerajaannya sendiri, berlayar dengan kapal yang sebanding dengan seluruh Armada Laut Rusia, menikmati kekuasaan tanpa batas dan impunitas. Untuk mencapai hal itu, mereka rela mengorbankan sebanyak apapun nyawa. Ribuan warga Rusia dan Ukraina tewas hanya karena ini,” kata Bondarev.

Bondarev juga menyayangkan peran kantornya, Kementerian Luar Negeri Rusia, yang semakin buruk.


“Saya dengan rasa sesal mengakui selama 20 tahun terakhir, tingkat kebohongan dan perilaku tidak profesional dalam kinerja Kementerian Luar Negeri meningkat setiap waktu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ini semakin memburuk,” ujar Bondarev.

“Dibandingkan memberikan informasi yang imbang, analisis objektif, dan gambaran masa depan yang sesuai, ada propaganda yang mirip dengan roh pemberitaan Uni Soviet pada 1930-an,” lanjutnya


“Hari ini, Kementerian Luar Negeri [Rusia] bukanlah diplomasi. Namun itu bertugas memanas-manasi, membohongi, dan menyebarkan kebencian.”

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Bondarev sendiri merupakan diplomat yang bertugas dalam misi Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Geneva. Ia dikatakan menangani isu pengendalian senjata dan nonproliferasi.

Media bisnis Rusia Kommersant telah menghubungi Bondarev, yang kemudian mengonfirmasi keaslian unggahan tersebut.

Sementara itu, The New York Times telah mengonfirmasi pemberian surat pengunduran diri Bondarev yang dikirimkan lewat email ke beberapa diplomat di Geneva.

Di sisi lain, Misi Rusia untuk PBB di Geneva menolak memberikan komentar atas isu ini kepada. Bondarev juga tidak merespons pesan yang dikirimkan ke akun LinkedIn.

(CNNIndonesia/NB)


Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.