Anggota DPR Desak Pemerintah Perkuat Tes Terkait Hepatitis Misterius

Lintas7news.com – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mendesak pemerintah memperkuat penelitian dan pemeriksaan spesimen terkait kasus hepatitis akut misterius yang saat ini muncul di Indonesia.

Dia mengingatkan agar pemerintah jangan sampai salah langkah menangani penyakit ini.

“Pemerintah harus menggencarkan penelitian dan pemeriksaan penyebab munculnya penyakit tersebut sebelum menentukan langkah selanjutnya. Hal ini penting dilakukan agar kita tidak salah langkah dalam mengantisipasi penyebaran hepatitis misterius yang sudah menyerang banyak negara ini,” kata Netty dalam keterangan pers, Minggu (8/5).

Netty pun meminta pemerintah menyiapkan langkah-langkah mitigasi, seperti menyiapkan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai. Ia khawatir kasus hepatitis misterius ini bertambah banyak dengan cepat.

Bertalian dengan itu, ia meminta pemerintah memberikan informasi yang jelas dan benar kepada masyarakat soal penyakit hepatitis misterius ini. Menurutnya, masyarakat mesti meningkatkan kewaspadaan, tetapi tidak panik.

“Edukasi masyarakat untuk tidak panik dan meningkatkan kewaspadaan. Optimalkan fasilitas, sumber daya dan perangkat pemerintah yang tersedia untuk memberikan informasi yang benar dan jelas pada masyarakat,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan mengonfirmasi sedikitnya empat anak di Indonesia dilaporkan meninggal dunia akibat terpapar hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau hepatitis misterius.

Rinciannya, tiga kasus kematian anak terjadi di DKI Jakarta dan satu kasus kematian dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Jumat (6/5).

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga kini belum diketahui penyebab hepatitis misterius yang muncul sejak 15 April lalu di Indonesia.

“Iya [empat kasus kematian]. Tapi kita menyebutnya pending klasifikasi ya, jadi sedang dilakukan pemeriksaan ya. Karena harus diperiksa dulu di laboratorium terkait varian hepatitisnya,” kata Nadia.

Nadia kemudian menjelaskan alasan pihaknya hingga saat ini masih belum bisa menggolongkan ketiga kasus tersebut sebagai kasus hepatitis akut dengan gejala berat. Sebab, butuh waktu untuk pemeriksaan laboratorium.

Nadia mengatakan satu kasus kematian terbaru di Kabupaten Tulungagung terjadi pada anak berusia tujuh tahun yang mengalami sejumlah gejala di antaranya mirip gejala penyakit kuning. Kemudian demam, diare, urine berwarna lebih pekat dan feses berwarna pucat.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sementara tiga kasus kematian sebelumnya di DKI Jakarta dilaporkan dalam kondisi stadium lanjut ketika sampai di Rumah Sakit. Ketiga pasien anak tersebut masing-masing berusia 2 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun.

Ia menyarankan para orangtua memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, dan penurunan kesadaran.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.