Bonsai Kelapa Bernilai Ratusan Juta

Lintas7News.com – Kelapa dikenal akan pohon yang menjulang tinggi dibandingkan lainnya. Tanaman ini umumnya tumbuh di tanah lapang serta tepi-tepi pantai.

Namun, bisakah Anda bayangkan tanaman itu ada di pot tanaman hias di teras rumah?

Oleh Ikhwan Ubaidilah, seorang pengusaha asal Semarang, Jawa Tengah, hal itu bisa diwujudkan. Buah kelapa justru dikerdilkan dan bisa hidup di dalam pot tanaman hias.

Ikhwan membuatnya sebagai wujud kreasi tanaman bonsai, bahkan menjadi tanaman hias yang bernilai tinggi.

Berbekal ketrampilan yang dipelajarinya dari buku dan media sosial, Ikhwan menekuni pembuatan bonsai kelapa sejak 2017 silam. Bonsai kelapa hasil karyanya pun tersebar di sejumlah sudut rumahnya di Perumahan Griya Raharja 26, Semarang hingga mencapai 1100 pohon.

Dilansir dari CNNIndonesia.com – Menurut Ikhwan, membuat bonsai kelapa tidak terlalu sulit, tapi memang butuh ketekunan dan ketelitian. Proses diawali dari pembersihan tunas sebelum ditanam di tanah. Tunas yang tumbuh daun dan dahan dibiarkan dulu tumbuh.

Setelah tingginya mencapai 50 cm, barulah daun dan dahan rajin untuk ditekuk melengkung setiap hari agar tak kian tinggi.

Lalu, saat usianya sudah mencapai sekitar 6 bulan, batang yang mulai padat berisi dibelah dengan pisau agar bisa menjadi cabang.

Sedangkan tunas yang mulai membesar dapat dimodifikasi seperti dikeluarkan ke atas tanah. Tak hanya itu, akarnya pun dapat dibuat beragam bentuk seperti ikan, tupai ataupun naga.

“Sebenarnya mudah, tapi memang butuh ketekunan dan ketelitian. Terutama saat mulai keluar daun dan dahan, harus rutin menekuknya melengkung. Batang rutin disobeki. Di bagian tunas dan akar, kalau sudah kuat mulai bisa dimodifikasi,” tutur Ikhwan.

Agar menjadi tanaman hias dengan tampilan menarik, Ikhwan kerap menjadikan guci keramik sebagai pot sehingga juga dapat menjadi hiasan di dalam rumah seperti ruang makan, ruang tamu, ataupun kamar. Ada beberapa yang dicobapula oleh Ikhwan untuk ditanam di tanah, bahkan direndam air.

“Kelapa itu istimewa, bisa di tanah, bisa di air. Makanya taruhnya menyesuaikan. Untuk tempat yang tak lazim seperti meja makan, meja tamu atau meja belajar, kami beri potnya dengan guci keramik,” ujar Ikhwan.

Tidak hanya menanam sendiri, ada beberapa bonsai kelapa yang diperoleh Ikhwan dengan membeli dari pemilik sebelumnya. Harganya cukup murah karena biasanya memiliki kelainan genetik di warna daun alias albino.

Meski bonsai buatannya tidak dijual, Ikhwan tak menampik bila banyak rekan yang menawar untuk membeli dari ratusan ribu hingga ratusan juga. Dia menyebut bonsai kelapa bercabang dua dan bercabang sepuluh miliknya pernah ditawar salah seorang pejabat negara hingga Rp300 juta.

“Yang datang mau melihat-lihat boleh kok. Sudah banyak yang tawar-menawar ingin beli. Ada yang mau beli Rp200 ribu, ada yang Rp20 juta. Yang ini bercabang dua dan sepuluh malah pernah mau dibeli pejabat negara senilai Rp300 juta. Tapi saya tolak, karena saya tidak menjual, saya sayangi semua,” kata Ikhwan.

Bila kelak pandemi mereda, Ikhwan berkeinginan koleksi bonsai kelapa yang ia buat untuk dipamerkan di area publik. Dia berharap bisa menunjukkan keindahan bonsai kelapa sekaligus berbagi ilmu kepada orang banyak.

“Sebentar lagi kalau pandeminya mereda, saya mau buat pameran bonsai kelapa. Saat ini belum banyak yang tahu keindahannya. Saya juga mau berbagi ilmu,” harap Ikhwan.

Saat batu akik sedang menjadi tren pada 2015 lalu, Ikhwan juga sempat menghebohkan publik karena membangun taman di rumahnya dari 380 ton batu akik yang diperolehnya dari berbagai daerah di Indonesia.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.