Bupati Madiun Dan Walkot Surabaya Keluhkan Kekurangan Vaksin

Lintas7News.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Bupati Madiun Ahmad Dawami mengeluhkan ketersediaan vaksin virus corona (Covid-19) di daerahnya masing-masing mulai habis imbas gencar melakukan vaksinasi massal belakangan ini.

Hal itu mereka sampaikan ketika menggelar rapat koordinasi secara virtual bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta para wali kota dan bupati dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di Jawa Timur pada Rabu kemarin (21/7).

“Per hari ini [Rabu] ketersediaan vaksin di Kota Surabaya telah habis, sehingga Pemerintah Kota Surabaya masih menunggu ketersediaan vaksin dalam beberapa hari ke depan,” kata Eri Cahyadi dalam keterangan resmi yang diterbitkan Setwapres, Kamis (22/7).

Dilansir dari CNNIdonesia.com – Eri mengatakan bahwa target sasaran vaksinasi di Surabaya sebesar 2,2 juta orang. Target tersebut dipatok untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Dari target itu, Eri mengatakan pihaknya sudah melakukan vaksinasi terhadap 1,2 juta masyarakat Surabaya.

Eri berharap ada bantuan obat-obatan dari Pemerintah Pusat. Terutama untuk masyarakat yang menderita gejala ringan hingga sedang dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

Senada, Bupati Madiun Ahmad Dawami menyatakan stok vaksin untuk wilayahnya mulai habis pada proses vaksinasi Kamis hari ini (22/7). Ia mengatakan jumlah penduduk Kabupaten Madiun yang telah divaksin sebanyak 148.290 dari total sasaran 550 ribu.

Sementara itu, ia mengungkapkan bahwa upaya penelusuran kontak atau tracing di wilayahnya dapat dilakukan di atas rata-rata jumlah yang diperlukan.

“Terkait tracing, disini kita lakukan sampai dengan 20 orang kita tes ketika ada 1 orang pasien terkonfirmasi positif,” ujar Ahmad.

Menanggapi laporan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menginformasikan sejumlah dosis vaksin akan kembali dikirimkan ke Jawa Timur dalam waktu dekat.

“Rencananya 506.500 dosis AstraZeneca nanti malam [Rabu] akan jalan ke Jawa Timur,” kata Budi.

Budi juga mengatakan pihaknya berupaya melakukan rotasi penugasan dokter magang di puskesmas ke rumah sakit yang membutuhkan di Jatim. Hal itu bertujuan untuk mengatasi minumnya tenaga kesehatan yang dialami di Jawa Timur.

“Juga tengah diupayakan untuk diatasi dengan serta penugasan para calon dokter di universitas untuk menggantikan di puskesmas-puskesmas,” kata dia.

(CNNIndonesia/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.