Pakar Undip: Penyebab Terjadinya Lonjakan COVID-19 Di RI

Lintas7News.com – Pakar epidemiologi Undip Prof. Dr. Suharyo Hadisaputro, SP.PD-KPTI menjelaskan beberapa penyebab terjadinya lonjakan COVID-19 yang terjadi saat ini. Apa saja?

Menurut Prof Suharyo, ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya lonjakan COVID-19 akhir-akhir ini. Pertama, masyarakat tidak sepenuhnya melakukan kegiatan untuk memenuhi protokol kesehatan, sehingga penularan virus semakin cepat.

Kedua, adanya varian baru (Delta) terjadi akhir-akhir ini dimana sudah terkonfirmasi 382 kasus strain delta yang diduga cara penyebarannya lebih masif dibandingkan dengan strain sebelumya berjenis alfa, beta dan gama.

Dan yang ketiga, vaksinasi coverage masih belum memadai, sehingga kekebalan komuniti belum bisa diharapkan.

Dilansir dari Detik.com – Prof Suharyo juga menambahkan masyarakat belum sepenuhnya menyadari pentingnya protokol kesehatan. Ada beberapa kegiatan yang memicu penularan, dan ini dapat disebut sebagai titik lemah masyarakat.

Beberapa titik lemah tersebut adalah:

1. Makan bersama

Meskipun menggunakan masker kalau sedang makan pasti dibuka dan kemudian kita berbincang tanpa memerdulikan siapa saja yang diajak bicara OTG atau tidak.

2. Acara pemakaman

Acara pemakaman banyak dihadiri keluarga ataupun orang dekat di sekitarnya. Karena timbulnya rasa iba dan simpati, seseorang bahkan tidak menyadari menyentuh tangan ataupun wajah. Sehingga hal ini memungkinkan kita dapat terpapar virus COVID-19 dari seseorang.

3. Rapat luring

Rapat luring yang sering dilakukan bisa juga memicu penularan. Mengingat bahwa virus tak hanya disebarkan melalui droplet tetapi juga udara bebas yang bisa mengandung virus, terlebih bagi mereka yang tidak memakai masker.

4. Olahraga bersama

Semula jaga jarak 1-2 meter, tetapi setelah selesai dilanjut dengan berkumpul, foto selfie dan berbincang-bincang tanpa menggunakan masker. Hal ini sering terjadi jika melakukan olahraga bersama.

5. Berkunjung ke rumah saudara

Karena menganggap keluarga, ketika kita sedang berkunjung ke rumah saudara waktu Idul Fitri atau hari penting lainnya hal ini bisa berpotensi menyebarkan virus.

6. Foto bersama

Ketika berkunjung ke suatu acara kita pun tak akan melewatkan waktu berfoto. Foto bersama semula pakai masker supaya wajah kelihatan, bergaya, senyum ketawa harus lepas masker, ini merupakan titik lemah.

7. Transportasi umum

Menggunakan transportasi umum jangan sampai abai dengan protokol kesehatan. Pakai masker dan selalu membawa hand sanitizer agar terhindar dari virus COVID-19 yang mungkin menempel di transportasi umum.

8. Pergi ke tempat ramai

Ada beberapa tempat ramai yang sering dikunjungi seperti mal, swalayan dan juga restoran. Tempat ini menjadi yang bisa memicu penularan COVID-19 jika kita tidak melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.

9. Acara pernikahan

Sama dengan acara pemakaman, acara pernikahan juga banyak berkumpul orang tanpa kita ketahui apakah yang hadir terkonfirmasi atau tidak, OTG atau tidak.

10. Kunjungan ke pasar tradisional

Berkunjung ke pasar tradisional tentu banyak pengunjung atau penjual yang abai menggunakan masker walaupun pembeli sudah memakai masker.

Setidaknya ada 10 jenis varian dari virus Corona yang perlu diketahui:

– Alfa (Varian Inggris, B.1.1.7)

– Beta (Varian Afrika B1.351)

– Gamma (VarianBrasil P.1)

– Delta (Varian India B1.617.2)

– Epsilon (Varian Amerika B.1.427/B.1.429)

– Zeta (Varian Brazil P.2.)

– Theta (Varian Filipina P.3)

– Eta (varian banyak negara B.1.t.525)

– Lota (varian Amerika B.1.526)

– Kappa (varian India B.1.617.1)

“Saat ini yang dikhawatirkan adalah varian Delta yang penyebarannya lebih tinggi dan menyebabkan penyakit lebih ganas dan mungkin dapat mempengaruhi efektivitas vaksinasi,” jelas Prof Haryo dalam laman Undip (05/07).

Dalam mengurangi laju angka COVID-19 tentu keterlibatan masyarakat diperlukan disamping kepedulian pemerintah karena kesadaran masyarakat yang tinggi sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

(Detik/RI)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.