Utusan PBB Peringatkan Dewan Keamanan Negara Akan Resiko Perang Saudara Myanmar

Lintas7News.com – Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar Christine Schraner Burgener meminta Dewan Keamanan segera mengambil tindakan untuk mengatasi krisis yang semakin parah di sana.

Dilansir dari CNNIndonesia.com Burgener memperingatkan risiko perang saudara dan pertumpahan darah yang akan segera terjadi bila junta militer terus menghadapi demonstran dengan kekerasan.

Lebih dari 520 orang tewas dalam demonstrasi sejak pertama kali militer Myanmar menggulingkan Aung Suu Kyi pada 1 Februari lalu.

“Saya menghimbau kepada Dewan untuk mempertimbangkan semua alat yang tersedia untuk mengambil tindakan kolektif dan melakukan apa yang benar, apa yang layak diterima rakyat Myanmar dan mencegah bencana multi-dimensi,” kata utusan khusus Christine Schraner Burgener pada sesi tertutup, Rabu (31/3).

Kata dia, PBB akan tetap terbuka untuk berdialog dengan junta militer, namun tetap diperlukan tindakan tegas.

“Jika kita menunggu hanya ketika mereka siap untuk berbicara, situasi di lapangan hanya akan memburuk. Pertumpahan darah akan segera terjadi,” ujarnya.

Utusan PBB dari Inggris Barbara Woodward mengatakan kepada wartawan bahwa Dewan Keamanan berunding untuk membuat kecaman dan sedang membahas serangkaian tindakan yang akan dilakukan.

Akan tetapi, China yang dianggap sebagai sekutu utama Myanmar, menolak menjatuhkan sanksi.

“Tekanan sepihak dan menyerukan sanksi atau tindakan koersif lainnya hanya akan memperburuk ketegangan dan konfrontasi dan semakin memperumit situasi, yang sama sekali tidak konstruktif,” kata Duta Besar China, Zhang Jun, dalam pertemuan tersebut, menurut sebuah pernyataan.

Sebelumnya sejumlah kelompok milisi etnis di Myanmar menyatakan siap bersatu untuk menghadapi pasukanjunta militer yang melakukan kudeta.

Hal itu membuat perang saudara yang sangat dikhawatirkan banyak pihak bisa kembali pecah sewaktu-waktu.

Menurut kelompok milisi Persatuan Nasional Karen (KNU) yang bergerilya di kawasan perbatasan dekat Thailand, mereka tengah mempersiapkan diri menghadapi serbuan dari Angkatan Darat Myanmar.

Pada akhir pekan lalu jet tempur militer Myanmar menggempur desa-desa di dekat perbatasan yang dikuasai pasukan kelompok etnis Karen. Akibat serangan itu, sejumlah warga Myanmar dilaporkan tewas, termasuk anak-anak.

(CNNIndonesia/ZA)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.