Kerusuhan Demonstran Tolak Jam Malam Kembali Terjadi Di Belanda

Lintas7News.com – Kerusuhan kembali terjadi di sejumlah kota di Belanda pada Senin (25/1), menyusul kerusuhan yang sebelumnya terjadi sebagai aksi protes atas keputusan pemerintah menambah jam malam demi menekan angka penyebaran Covid-19.

Dilansir dari CNNIndonesia.com motif di balik kerusuhan di Rotterdam dan Geleen bagian selatan pada Senin (25/1) belum diketahui secara pasti, namun mayoritas pelaku perusakan adalah remaja dan usia 20-an.

Polisi berkuda di Rotterdam menuding 50 pemuda sebagai pelaku perusakan. Di Geleen, sejumlah gambar menunjukkan para pemuda kabur dari polisi sebelum jam malam diberlakukan.

Perdana Menteri Mark Rutte sebelumnya pada Senin (25/1) mengutuk kerusuhan yang terjadi pada akhir pekan kemarin, ketika para demonstran menyerang polisi dan pembakaran fasilitas.

Kebijakan jam malam yang diberlakukan di negara tersebut adalah pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Kebijakan itu diambil setelah National Institute for Health (RIVM) memperingatkan akan gelombang baru Covid-19.

Gelombang baru itu disebut muncul karena varian baru Covid-19 dari Inggris, meskipun jumlah kasus baru di Belanda telah menurun selama beberapa pekan terakhir.

Tercatat, sekitar 4.129 kasus baru dilaporkan pada Senin (25/1). Angka itu adalah yang terendah sejak 1 Desember 2020.

Pihak kepolisian mengatakan ratusan orang telah ditahan selama akhir pekan kemarin dalam kerusuhan yang dimulai pada Sabtu malam dan berlangsung hingga Senin dini hari.

Kerusuhan terjadi di antaranya berupa lemparan batu dari demonstran, pembakaran stasiun pengujian Covid-19, dan satu kasus penodongan kepada polisi.

Polisi menyebut mereka telah mengeluarkan lebih dari 5.700 denda pelanggaran jam malam. Jam malam diketahui berlangsung dari jam 9 malam hingga 4.30 pagi waktu setempat.

“Ini tak ada hubungannya dengan protes. Ini adalah kekerasan kriminal dan kami akan memperlakukannya seperti itu,” kata Rutte kepada media di Den Haag.

Sekolah-sekolah dan toko non-esensial di Belanda telah ditutup sejak pertengahan Desember, menyusul penutupan bar dan restoran dua bulan sebelumnya.

Belanda hingga saat ini mencatat 13.579 kematian akibat Covid-19 dan 952.950 kasus.

Polisi serikat pekerja NPB mengatakan ada peluang terjadi lebih banyak protes di kemudian hari berkaitan dengan semakin banyak warga yang frustrasi akibat penguncian wilayah selama berbulan-bulan.

“Kami belum pernah melihat begitu banyak kekerasan selama 40 tahun,” kata anggota dewan serikat pekerja, Koen Simmers dalam acara televisi Nieuwsuur.

(CNN/ZA)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.