Trump Tetap Klaim Menang Dan Tuduh Sistem Pemilu AS Dikorupsi

Jakarta – Pemilihan presiden Amerika Serikat diwarnai banyaknya polemik dari calon presiden petahana Donald Trump. Donald Trump bersikeras meminta penghitungan suara di beberapa negara bagian untuk dihentikan dan juga ia  tetap mengklaim bahwa dirinya menang dalam pemilihan presiden serta menuduh pemilihan umum sudah dirusak dan dikorupsi.

Dilansir dari CNNIndonesia.com Trump menyatakan dia juga kecewa karena seluruh dewan pemilihan negara bagian tetap menghitung surat suara yang dikirim melalui pos, melewati tenggat waktu yang telah ditetapkan.

“Banyak sekali laporan litigasi yang masuk, bahkan melebihi perkiraan kami karena proses ini tidak adil. Saya sudah berkali-kali bicara soal surat suara via pos. Itu sangat merusak sistem kita. Itu sistem yang korup dan itu membuat orang-orang korup, meski bukan sifat alami, tetapi mereka menjadi korup,” kata Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, Washington D.C. pada Jumat (6/11).

Menurut Trump jika mengacu kepada surat suara yang dihitung dalam batas waktu yang ditetapkan oleh pemerintah, maka dia yakin menang  dari pesaingnya, Joe Biden. Namun, dia menuduh ada kekuatan pemodal dan teknologi untuk mempengaruhi hasil pilpres.

“Ini adalah bentuk intervensi pada pemodal, raksasa teknologi dan media massa untuk mempengaruhi hasil penghitungan. Partai Demokrat adalah partainya para pemodal dan raksasa teknologi, sedangkan Partai Republik menjadi yang mewakili golongan kelas pekerja,” ujar Trump.

“Saya tidak masalah apakah Demokrat, Republik, Biden atau saya yang menang, tetapi hal ini sudah membuat malu bangsa kita,” lanjutnya.

Menurut proyeksi perhitungan Associated Press, sampai saat ini Biden masih unggul sementara dengan 264 suara elektoral. Sedangkan Trump dengan 214 suara elektoral.

Proses penghitungan suara saat ini masih berlangsung di lima negara bagian. Yaitu Arizona, Georgia, Nevada, North Carolina dan Pennsylvania.

Kedua kandidat harus bersaing untuk memperebutkan suara elektoral yang tersisa untuk bisa lolos ke Gedung Putih.

Kemarin, Trump sempat mencuit supaya proses penghitungan suara dihentikan karena dia mengklaim adanya indikasi kecurangan dalam proses rekapitulasi. Jika dihitung, peluang Trump untuk mengejar ketertinggalan perolehan suara dari Biden pun semakin menipis.

Sebelumnya, Trump juga dilaporkan marah-marah di Gedung Putih setelah selisih suaranya dengan Biden melebar. Dia juga disebut mendamprat para gubernur dari Partai Republik karena dinilai tidak bisa memberikan suara untuknya.

(CNN/ZA)

Bagikan Melalui