Penjelasan Nadiem Tentang Konsep Merdeka Belajar Ke Parlemen

Jakarta – Merdeka Belajar konsep pembelajaran baru yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang mencakup beberapa hal yang baru alam beberapa bidang. Kemarin, Kamis (3/9) Nadiem menjelaskan konsep Merdeka Belajar ini kepada parlemen.

Seperti yang dilansir dari Tempo.co Menurut Nadiem, konsep Merdeka belajar terdiri dari beberapa prioritas pembiayaan pendidikan mencakup pembiayaan pendidikan (PIP,KIP sekolah),KIP Kuliah, tunjangan profesi guru, pembinaan sekolah Indonesia luar negeri.

“Hal ini memberikan obyektif, memberikan akses terhadap yang kurang mampu kepada pendidikan yang layak,” ujar Nadiem di Komisi X Kompleks DPR RI, Senayan, Kamis (3/9).

Nadiem menyatakan Merdeka Belajar meliputi program digitalisasi sekolah. Program ini memberikan akses ke semua masyarakat untuk bebas mendapatkan konten-konten kurikulum yang baik. Tak hanya itu, peserta didik diharapkan bias mengakses ke konten pengajaran, akses pelatihan, dan akses kepada layanan bantuan yang di berikan secara digital. “Ini memberikan kebebasan kepada anak-anak kita untuk belajar dari berbagai macam sumber,” kata Nadiem.

Kegiatan prioritas Merdeka Belajar berikutnya adalah Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak. Guru Penggerak, program ini meliputi sertifikasi guru, peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru dan tenaga pendidikan, pembinaan peserta didik, penjaminan advokasi mutu, daerah dan sekolah, pembinaan peserta didik. “Guru penggerak adalah guru-guru calon kepala sekolah yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu menjadi mentor guru lain dan menjadi pengawas masa depan,” tutur Nadiem.

Selanjutnya adalah Sekolah Penggerak, menurut Nadiem ini adalah sekolah yang menjadi tempat pelatihan bagi sekolah-sekolah yang ada di sekitarnya.

“Yang membedakan sekolah penggerak dengan sekolah non penggerak bukan dari fasilitas atau bangunan sekolahnya, melainkan signifikan rasio guru penggerak yang ada di sekolah itu,” tuturnya.

Nadiem menyatakan Kemendikbud harus merekrut banyak guru penggerak. Tujuannya untuk memastikan Indonesia punya pulau-pulau, sehingga masyarakat lebih merdeka untuk mengelola sekolahnya. Ia berharap sekolah dapat berinovasi ketika jumlah guru penggerak sudah memadai di sekolah.

Program Merdeka Belajar ini mencakup peningkatan kualitas kurikulum dan asesmen kompetensi minimum. Tahun depan Kemendikbud akan menggunakan asesmen kompetensi dan survei karakter yang fokus mengukur diri, yaitu meliputi kemampuan bernalar dengan standar numerasi, literasi dan nilai-nilai Pancasila dan kebinekaan global atau toleransi.

(TMP/ZA)

Bagikan Melalui