Warga Jabalsari Butuh Pendampingan Psikologis akibat Stigma Negatif

TULUNGAGUNG –  Karantina wilayah yang diterapkan Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol membawa stigma negatif bagi warganya. Tidak sedikit warga setempat yang psikisnya drop dan membutuhkan pendampingan psikologis dari pemerintah daerah.

 Humas Pemdes Jabalsari, Kecamatan Sumbergembol Arif Rohman mengamengungkap, pihaknya telah mendapat aduan dari beberapa warganya. Yakni, terkait stigma negatif terhadap warga Jabalsari dari warga lain. Seperti,   penolakan akan keberadaan warga Jabalsari serta perlakuan yang tak mengenakkan.

Arif mencontohkan, ada tiga warganya yang tidak diperbolehkan berjualan di tempat biasanya berjualan. Karena berdomisili di Desa Jabalsari, para pedagang lainnya  khawatir  jika mereka membawa virus COVID-19 keluar.

Hal yang berbeda dialami adik kandung Arif Rohman. Menurut dia, adiknya yang sebagai penjual ikan lele pernah dilempar uang ketika pembeli hendak membayar. Itu setelah tahu penjualnya berasal dari Jabalsari. Hal hal semacam ini menyebabkan kondisi psikis warga Jabalsari menjadi down. “Itu masih beberapa  yang lain karena yang lapor cuma itu. Bisa saja ada korban yang lain yang belum lapor,” jelas Arif, Selasa (28/04).

itu Arif berharap Pemkab Tulungagung mau memberikan pendampingan psikis terhadap warga Jabalsari. Pasalnya, perlakuan masyarakat luar yang seperti itu mengakibatkan warga takut untuk beraktivitas. Bahkan untuk sekedar belanja kebutuhan pokok saja mereka tak berani. “Yang harusnya bisa bekerja jadi gak bisa bekerja. Untuk itu yang kami perlukan sekarang yaitu pendampingan psikis terhadap warga kami,” kata Arif.(sir/yog)

Bagikan Melalui